Kamis, 22 Desember 2011

Lost In Perpus


                 Peristiwa yang tidak mudah untuk dilupakan itu terjadi pada tanggal 14 Desember 2011. Hari itu semuanya terasa sangat santai. Karena kelas Algoritma Pemrograman pada hari itu ditiadakan, saya dan teman – teman lain akhirnya menuju perpustakaan pusat untuk mengerjakan tugas di sana mulai sekitar puku 8.30. Sesampainya di sana kami langsung menuju ke lantai 4, mencari literatur untuk mengerjakan tugas Matematika Diskrit. Namun tidak hanya mengerjakan tugas tersebut, pikiran saya terbagi dengan pengerjaan proposal PKM GT yang pengumpulannya dijadwalkan pada hari itu pukul 18.00. Saya pun akhirnya memutuskan untuk berkonsentrasi pada proposal PKM, mengingat tugas Matematika Diskrit masih dikumpulkan keesokan harinya.
                Di saat saya sedang memikirkan apa yang perlu ditambahkan dari proposal PKM GT yang sebelumnya telah dikerjakan oleh teman saya LS, kejanggalan pun mulai saya rasakan. Tiba – tiba saya melihat sebuah benda kecil seperti burung yang terbang di seberang lorong, tepat di depan tempat saya duduk. Seketika saya langsung keheranan, bercampur dengan rasa takut kalau – kalau yang tadi saya lihat tadi bukanlah seseorang atau sesuatu. Setelah menenangkan diri selama beberapa detik, saya lalu meneruskan pengerjaan proposal PKM GT. Lalu datanglah FI, yang pada saat itu juga ingin mengerjakan proposal PKM GT.  Saat kami sedang ngebut mengerjakan proposal, tiba – tiba HP saya bergetar, ada SMS masuk. Teman saya memberi tahu bahwa pengumpulan proposal PKM diundur menjadi 9 malam. Heeeaaaa,,, seketika semangat saya mengerjakan proposal pun menurun.
                Waktu menunjukkan pukul 18.30. Semua teman – teman saya telah meninggalkan perpusatakaan sejak sore, tinggallah saya dan FI yang masih mengerjakan proposal PKM. Kami menjadi pengunjung terakhir di lantai 4.  Kami langsung buru – buru masuk lift , memencet angka 1. Lift naik dan berhenti di lantai 5. Pintu lift terbuka, terlihat semua lampu telah dimatikan. Selang beberapa detik saya baru tersadar bahwa ada dua sosok makhluk yang berdiri depan pintu lift. Saya sangat ketakutan begitu juga dengan FI yang terpancar dari raut wajahnya. Untung saja saat itu ada petugas perpustakaan yang satu lift dengan kami. Dua sosok tersebut memasuki lift. Ternyata mereka adalah bapak – bapak petugas perpustakaan yang akan turun untuk pulang.


                Setelah keluar dari perpustakaan, kami langsung menuju ke tempat kami memarkir motor. Alangkah terkejutnya kami melihat suasana parkiran pada malam itu, semua pintu aksesnya telah dikunci, tidak ada bapak – bapak yang biasa memeriksa STNK, dan hanya ada kurang lebih 3 – 5 sepeda motor yang masih terparkir di sana, termasuk sepeda motor kami. Spontan kami langsung panik, mencoba menerobos melalui sela – sela pagar pembatas tapi tak bisa. Lalu kami memutuskan untuk mencari SKK disekitar BAAK, dengan harapan mereka memegang kuncinya dan bisa membebaskan kami. Tiba –tiba muncullah seorang laki – laki dari pintu belakang perpustakaan. Ia mematahkan semangat kami dengan mengatakan bahwa SKK tidak memiliki kunci parkiran belakang perpustakaan pusat. Kami berdua terdiam. Putus asa kami berniat untuk pergi dan meninggalkan sepeda motor kami di sana. Tetapi ternyata laki – laki yang lebih pantas di panggil mas itu sangat baik hati, dia bersedia menunjukkan jalan lain yang dapat kami lalui. Dari perbincangan singkat, saya tahu bahwa orang tersebut adalah mahasiswa jurusan Matematika MIPA angkatan 2008. Tidak hanya itu, dia juga bersedia untuk menemani kami menyusuri jalan menuju UPMB, mengingat sepanjang jalan itu tidak ada penerangan. Jalan yang menanjak membuat kami sangat kesulitan untuk menuju pintu keluar, bahkan saya beserta motor hampir saja jatuh terjerumus ( baca : nyungsep ). Keanehan terjadi lagi, saya mendengar ada suara anak kecil dari arah UPMB. Ternyata tak hanya saya, FI pun  mendengar suara yang sama. Masih merasa ketakutan, kami buru – buru menyusuri jalan menuju pintu keluar UPMB yang tembus ke sebelah tempat parkir. Sesampainya di pintu keluar, kami langsung meninggalkan tempat yang cukup mengerikan itu tanpa lupa mengucapkan terima kasih kepada mas yang baik hatinya. Sekali untuk mas yang ada di sana, terima kasih ! :D

1 komentar: