Minggu, 27 November 2011

Film Alangkah Lucunya ( Negeri Ini ), Potret Sesungguhnya Negeri Ini

“Bukan lautan hanya kolam susu.. Kail dan jala cukup menghidupimu.. Tiada topan tiada badai kau temui.. Ikan dan udang menghampiri dirimu..”
Kutipan lagu tersebut terasa bertolak belakang dengan Muluk (Reza Rahardian), seorang lulusan muda S1, yang hingga kini  masih mencari pekerjaan. Himpitan ekonomi keluarga dan keinginannya untuk dapat bersanding dengan gadis impian semakin membakar semangatnya untuk terus mencari pekerjaan. Namun naas, pekerjaan tak kunjung didapat. Dan hidupnya berubah setelah Ia bertemu dengan Komet.
Mereka bertemu saat Komet sedang melancarkan aksinya – mencopet. Muluk yang pada saat itu memergoki Komet membiarkannya lari. Pada pertemuan berikutnya, Komet membawa Muluk ke markasnya untuk bertemu dengan Jarot (Tio Pakusadewo), bos para pencopet. Muluk terkejut melihat banyak anak sebaya dengan Komet yang ternyata berprofesi sama. Dari situ timbullah niat Muluk untuk mengeluarkan anak-anak pencopet keluar dari lembah hitam. Muluk mengatakan pada Jarot bahwa Ia akan membantu mengelola keuangan tetapi dengan imbalan 10% dari penghasilan pencopet, sudah termasuk dengan pendidikan yang akan ia berikan kepada anak-anak pencopet.
Muluk tidak sendiri dalam mendidik anak-anak pencopet. Ia dibantu oleh kedua temannya yang juga sarjana, Samsul (Asrul Dahlan) dan Pipit (Ratu Bravia). Samsul mengajarkan tentang pentingnya pendidikan, dan Pipit mengajarkan keagamaan. Anak-anak pencopet diajari membaca, menulis, Pancasila, dan tak lupa mengaji dan sholat. Sembari diberi pendidikan, anak-anak pencopet tetap melancarkan aksinya. Dari hasil mencopet itu pula rupiah mengalir ke pundi-pundi Muluk.
Sudah banyak suka duka yang mereka lalui bersama. Bagaimana mengajari mereka untuk menulis, membaca, sholat, hingga memelihara kebersihan diri. Anak-anak pencopet juga semakin cerdas dan terhindar dari bahaya yang dapat menngancam mereka sewaktu-waktu. Namun semuanya serasa berakhir saat Ayah Muluk (Deddy Mizwar), Ayah Pipit (Slamet Rahardjo), dan Ayah dari gadis impian muluk (Jaja Mihardja) datang saat Muluk dan anak-anak pencopet sedang merayakan berakhirnya hidup mereka sebagai pencopet. Ayah Muluk merasakan kejanggalan pada profesi anaknya. Apa yang Ia lihat sangat jauh dari bayangannya tentang pekerjaan yang diceritakan oleh anaknya.
Sejak kejadian itu Muluk menyudahi semuanya. Ia menyerahkan sepenuhnya, termasuk kotak asongan yang telah ia buat kepada Jarot dan anak-anak pencopet. Ia kembali ke kehidupannya semula, begitu juga dengan anak pencopet. Ada yang beralih menjadi pedagang asongan, namun ada juga yang tetap berprofesi sebagai pencopet. Namun nasib, setiap niat baik selalu ada saja halangannya. Anak-anak pencopet yang kini beralih menjadi pedagang asongan malah hampir tertangkap oleh Satpol PP. Untung ada Muluk yang membebaskan mereka. Muluk merasa masih memiliki tanggung jawab terhadap mantan anak didiknya. Dia bersedia menggantikan Komet dan kawan-kawan diangkut ke pihak berwenang. Dengan air mata, anak-anak pencopet melepas kepergian Muluk bersama para Satuan Polisi Pamong Praja.

1 komentar: